Membandingkan Seorang Anak Dengan Anak Lainnya Secara Tidak Adil

| |


Merangsang anak agar memerhatikan anak lain adalah perlu dan dapat berguna untuk membangun kepribadian anak. Hal tersebut harus dilakukan dengan dua tujuan.

Pertama, untuk mengingatkan anak bahwa ada orang yang lebih baik akhlaknya, perilakunya, dan capaiannya darinya serta untuk menarik perhatiannya tentang sifat-sifat istimewa yang harus dimilikinya. Itu dimaksudkan agar sedapat mungkin ia terdorong untuk meniru.

Kedua, untuk menanamkan rasa percaya diri dan menyadari nilai dirinya saat membandingkan dirinya dengan orang yang lebih rendah prestasinya. ia juga diharapkan mengetahui apa yang menjadi kelebihannya dan capaian-capaian yang bisa diwujudkannya.

Membandingkan dengan cara seperti itu adalah perlu. Namun, jika membandingkan anak dengan anak lainnya - baik saudaranya sendiri maupun anak dengan anak lainnya - secara tidak adil dan tidak tepat, dapat menghancurkan konsep diri si anak dan menangkap segala perbandingan itu secara negarif. Perbandingan seperti itu akan dimaknainya sebagai pelecehan terhadap kemampuan, cercaan, dan sesuatu yang menyakiti perasaan si anak karena tidak dapat melakukan apa yang dapat dilakukan anak lain. cara itu juga akan membuat si anak patah semangat dan mungkin akan memaksanya mengucilkan diri dari masyarakat. Ia sendiri akan kehilangan semangat belajar.

Oleh karena itu, kita dilarang membuat anak memandang dirinya sebagai sosok yang buruk dan membenci diri sendiri serta tidak boleh membebani anak dengan hal-hal di luar kemampuannya. Allah swt. berfirman, "Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya." (QS. Al-Baqarah (2) : 286)

Sumber : Dari buku "20 Langkah Salah Mendidik Anak", Muhammad Rasyid Dimas, Syaamil 2006

 
© Aqiqah Anak Sholeh © 2015. All Rights Reserved Blogger.com