Menghadapi kebiasaan anak menonton TV

| |


Melalui televisi, anak-anak bisa menambah wawasan, hiburan, pengetahuan dan informasi yang bermanfaat. Tapi kalau kebiasaan anak menonton TV sampai mengganggu kegiatannya yang lain, ini yang harus diwaspadai!

Sebagai orang tua, kita harus mengetahui informasi seperti apa yang masuk ke pikiran anak-anak kita, karena berbagai persepsi dan nilai itulah yang akan menentukan tumbuh kembang psikologis anak. Ada beberapa cara yang dapat diterapkan guna mencegah dampak-dampak negatif yang ditimbulkan oleh televisi, diantaranya:

1. Alihkan Minat
- Pada waktu luang, daripada duduk diam di depan televisi, lebih baik orangtua menemani anak bermain yang memungkinkan badan bergerak dan otak berkegiatan. Dengan mendongeng atau bercerita Anda bisa berkomunikasi langsung dengan anak. Anda bisa sekaligus belajar bagaimana bercerita secara ekspresif; dengan gerak, mimik (raut muka), dan gaya bercerita yang menarik.
- Membaca buku merupakan hal positif untuk mengalihkan minat anak yang terlalu besar pada TV. Dengan membaca, anak diajak untuk mengembangkan imajinasi karena buku tidak menampilkan visualisasi yang sudah matang. Buku yang ditunjuk adalah buku semacam novel-novel sederhana. Dengan membaca, anak diajak mendalami perasaan masing-masing tokoh. Dengan membaca, kekerasan yang bisa saja muncul dalam sebuah novel dapat dilihat dari sisi lain. Anak bisa belajar untuk menempatkan dirinya pada tokoh jahat yang diperankan dan merasakan betapa berbuat tidak baik itu tidak membahagiakan. Bagaimana pun, televisi terbatas untuk menjabarkan suatu persoalan jika dibandingkan buku. Itu sebabnya sampai ada pakar yang menyebut TV sebagai stupid box.

2. Jangan jadikan televisi sebagai alat yang membuat anak betah di rumah. Banyak orangtua merelakan anak-anaknya memelototi televisi seharian daripada berpanas-panas bersama temannya di luar rumah.

3. Jangan mengandalkan televisi untuk mengasuh anak. Anak sebaiknya diberi rangsangan kreatif untuk melatih otak, emosi, pikiran, dan motoriknya. Kalau pun televisi dianggap berperan terhadap pengetahuan anak, itu tergantung isi siarannya. Karena, anak-anak mempunyai jam tidur sekitar 10 jam. Sisanya perlu diisi dengan kegiatan sekolah, olahraga, atau menekuni hobi.

4. Jangan anggap remeh tontonan film-film horror. Sesungguhnya, apabila anak tumbuh jadi penakut, ia telah kehilangan nilai pribadinya. Padahal kehidupan adalah perjuangan yang memerlukan keberanian dalam segala hal. Sebaiknya orangtua bijak dan menghindari anak dari tontonan demikian. Untuk menghilangkan perasaan-perasaan bawah sadar yang mencekam, diperlukan dorongan dan sugesti pada anak. Hal itu harus dilakukan dengan tekun dan penuh kesabaran dan kasih sayang dari para orangtua maupun para pendidik.

5. Sebenarnya dampak pengetahuan yang diberikan televisi cukup positif, yang bisa orangtua lakukan adalah memberikan batasan waktu bagi anak-anak untuk menonton sehingga tidak mengganggu kegiatan rutinnya. Misalnya anak hanya diijinkan menonton pada jam-jam tertentu saja.

6. Kita tidak bisa menghindar dari semua sajian media dalam berbagai bentuknya, dan bahkan hampir tidak mungkin lagi untuk membatasinya. Namun kita tetap dimampukan untuk menyeleksi acara yang ditonton.

7. Orang tua harus selalu meningkatkan wawasannya agar mampu untuk memberikan pengarahan yang baik, benar dan tepat. Orang tua harus sejak dini memikirkan pendidikan jangka panjang anak setinggi mungkin, sesuai kemampuan kita dan bakat/minat anak. Sehingga setelah dewasa ia mempunyai nilai lebih dan mampu menghadapi berbagai tantangan di era globalisasi.

http://forumnova.tabloidnova.com/

 
© Aqiqah Anak Sholeh © 2015. All Rights Reserved Blogger.com