Tempat Bermain yang Aman untuk Si Kecil

| |


Bermain adalah perangsang anak untuk menyelidiki dunianya, dan selain melengkapi anak dengan berbagai mainan dan kegiatan, perlu juga tersedia tempat untuk menikmatinya.

Tempat bermain anak bisa di mana saja. Asalkan memenuhi syarat, si kecil akan senang bermain di tempat yang Anda sediakan. Apa saja syaratnya?

Sesuai Kebutuhan dan Aman
Idealnya, tempat untuk bermain adalah tempat yang cukup luas serta dapat memenuhi kebutuhan anak untuk bermain sesuai jenis permainannya. Sehingga anak dapat bermain sekaligus mengoptimalkan perkembangannya baik fisik, emosi, intelektual, bahasa maupun sosial.

Tetapi tempat ini tidak harus berarti dirancang khusus dan dilengkapi peralatan mahal. Cukup diusahakan agar tempat tersebut membangkitkan semangat seorang anak untuk bermain. Tempat in harus selalu bersih, bebas dari segala benda, mainan dan hal-hal lain yang dapat membahayakan keselamatan anak. Misalnya, tempat itu mempunyai permukaan yang datar dan cukup empuk, melindungi anak dari cuaca yang tidak bersahabat, tidak terdapat ujung-ujung yang tajam serta tidak dilapisi cat yang mengandung racun.

Di dalam dan Di luar Rumah
Di dalam rumah adalah tempat bermain yang paling sering digunakan balita. Kamar tidur anak atau salah satu pojok rumah yang memenuhi syarat dapat digunakan. Jangan lupa sediakan tempat mainan yang mudah dijangkau, sehingga anak dapat mengambil maupun menyimpannya kembali dengan mudah. Jauhkan benda-benda yang berbahaya, tempat sampah, tempat obat, kompor, benda-benda yang menggunakan listrik terutama stop kontak.
Bermain di luar rumah sebagai variasi permainan yang aktif seperti berlari, melompat dan memanjat perlu juga dilakukan. Di tempat ini anak dapat mengekspresikan dirinya dengan perasaan lepas, bebas sekaligus mengasah ketrampilan fisik, koordinasi otot serta seluruh inderanya. Pastikan tempat itu tidak ada puing, pecahan kaca, benda-benda atau barang-barang yang potensial menimbulkan bahaya.

Anda Sebaiknya Tahu
Menjelang usia dua tahun si kecil seringkali gemar mengajak boneka kesayangannya 'bicara'. Anda tak perlu cemas menghadapi hal ini, sebab semua anak akan melalui tahap yang disebut animisme ini, di mana anak cenderung menganggap benda mati sebagai benda hidup. Melalui tahap inilah sebenarnya si kecil belajar mengekspresikan dirinya. Si boneka disayang, dimarahi, digendong dan dicium, dll.
Menjelang usia tiga tahun si kecil tampak antusias bermain pura-pura, ini juga merupakan tahapan yang normal. Melalui permainan pura-pura ini si kecil berkesempatan mengembangkan daya imajinasinya.

Permainan Edukatif
Melalui bermain, si kecil dapat belajar banyak hal. Untuk meningkatkan kecerdasannya beberapa permainan edukatif perlu disediakan. Untuk itu Anda perlu agak selektif dalam memberi mainan pada anak. Mainan yang baik pada dasarnya adalah mainan yang dapat membuat si kecil "menjelajah".

Di antaranya, mainan untuk sarana meniru kegiatan orang dewasa (boneka lengkap dengan pakaian dan rumahnya, alat dokter-dokteran, alat-alat tukang, alat-alat rumah tangga), mainan untuk merangsang seni kreatif si kecil (krayon, bahan cat jari, pinsil berwarna, kapur, cat air, kertas berwarna), mainan untuk meningkatkan kepekaan si kecil terhadap musik (drum, tambur, kimbal, gitar), mainan yang mengajarkan angka-angka (dadu, mainan jam, domino), mainan konstruktif (balok-balok berbagai ukuran dari kayu maupun plastik), mainan untuk mengasah kepekaan sensorik (puzzle, peg-board), mainan untuk mendekatkan si kecil pada hal-hal yang berbau ilmiah (kaca pembesar, magnit, prisma), mainan yang merangsang aktivitas fisik si kecil sekaligus pengenalan gerak (ayunan, perosotan, sepeda roda tiga, bola, terowongan dari drum).

Mainan yang Tepat untuk Si Kecil
Mainan anak tidak perlu terlalu banyak, sebab akan merampas kesempatan mereka untuk sejenak memusatkan perhatian pada satu benda. Itu sebabnya sangat bijaksana bila mainan diberikan pada anak sesuai dengan kebutuhan si kecil dalam mengembangkan kemampuannya. Antara lain:

Jenis Mainan Menurut Usia Anak
Usia 13 - 15 bulan : Telepon mainan, cangkir dan alasnya, mainan yang bisa ditarik
atau didorong-dorong.
Usia 16 - 18 bulan : Kotak pasir, alat main musik sederhana seperti tambur dan drum,
balon tiup dan sabun.
Usia 19 - 21 bulan : Kuda-kudaan, boneka yang bisa dibongkar-pasang, bola karet,
mainan untuk menggali, krayon ukuran besar, puzzle yang
sederhana, tanah liat atau lilin.
Usia 22 - 24 bulan : Mainan masak-masakan, dokter-dokteran, mainan konstruksi
(balok-balok), maianan yang bergerak seperti kereta api, truk,
majalah tua, keranjang untuk main basket, puzzle jig saw, dsb.
Usia 2 - 3 tahun : Sepeda roda tiga, trampolin mini, boneka dengan kereta dorong
dan botol susu serta pakaiannya, buku mewarnai, krayon, pinsil
warna, alat musik seperti piano kecil, harmonika, pianika, alat
main bulu tangkis atau tenis mainan, buku cerita, kolam renang
tiup, seperangkat mainan alat pertanian, perang-perangan, proyek
pembangunan gedung, dsb.

Cara tepat menyediakan mainan anak
* Sediakan mainan sesuai umur dan tahapannya.
* Pilih mainan yang aman, tidak terbuat dari bahan yang tajam, yang berbahaya,
yang mengandung racun, tidak terlalu kecil, dsb.
* Pilih mainan yang bisa dicuci untuk anak yang sedang suka menggigit-gigit,
sehingga bisa selalu bersih.
* Jangan keluarkan mainan sekaligus. Sediakan tempat khusus untuk menyimpan
mainan. Simpan mainan yang sedang tidak digunakan. Bila anak terlihat bosan,
simpan mainannya dulu, baru diganti dengan yang lain sehingga rumah tidak
terlalu berantakan dan anak bisa leluasa mengamati mainan yang ada di depannya.

Sumber: Buklet Milna "Agar Si kecil Tumbuh Sehat dan Cerdas"

 
© Aqiqah Anak Sholeh © 2015. All Rights Reserved Blogger.com